Diceritakan bahwa salah satu cucu dari Panembahan Senopati adalah Ki Maduseno (putra perkawinan Kanjeng Ratu Pembayun dengan Ki Ageng Mangir VI), yang disembunyikan dan dibesarkan di Karanglo. Pada tahun 1606 Ki Maduseno kawin dengan Dewi Majati, kemudian berputra KI Bagus Bodronolo.
Dalam sejarahnya beliau pernah berguru kepada Sunan Geseng dari gunung Geyong.
Peran serta Ki Bodronolo terlihat ketika Penyerbuan sltan Agung Raja Mataram ke Batavia yaitu membantu dan mencari lumbung pangan untuk pasukannya menyerbu Batavia. Ki Bagus Bodronolo membantukan lokasi dan pengumpulan pangan dari rakyat desa dengan jalan membeli dari rakyat.
Pada tahun 1627 prajurit Mataram berdatangan ke lumbung padi Ki Bodronolo. Singkat cerita daerah tempat Lumbung padi tersebut oleh Sultan Agung dinamai panjer .
Ki Buwarno utusan dari Mataram yang diminta menemukan lumbung itu kemudian dijadikan Bupati panjer yang bertugas sebagai pengadaan logistic bagi prajurit Mataram. Dengan kata lain Bupati Pertama Kadipaten panjer adalah Ki Buwarno.
Dalam sejarahnya beliau pernah berguru kepada Sunan Geseng dari gunung Geyong.
Peran serta Ki Bodronolo terlihat ketika Penyerbuan sltan Agung Raja Mataram ke Batavia yaitu membantu dan mencari lumbung pangan untuk pasukannya menyerbu Batavia. Ki Bagus Bodronolo membantukan lokasi dan pengumpulan pangan dari rakyat desa dengan jalan membeli dari rakyat.
Pada tahun 1627 prajurit Mataram berdatangan ke lumbung padi Ki Bodronolo. Singkat cerita daerah tempat Lumbung padi tersebut oleh Sultan Agung dinamai panjer .
Ki Buwarno utusan dari Mataram yang diminta menemukan lumbung itu kemudian dijadikan Bupati panjer yang bertugas sebagai pengadaan logistic bagi prajurit Mataram. Dengan kata lain Bupati Pertama Kadipaten panjer adalah Ki Buwarno.
Ki Bagus Bodronolo yang sebetulnya cicit P anembahan Senopati ternyata dapat menampakkan kesatriannya. Kemudian beliu ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan. Oleh karena itu daerah panjer (sekarang masuk Kebumen) sudah dikenal sejak zaman Sultan Agung berkuasa. Dalam penyerbuan ke Batavia (1628-1629). Namun daerah itu belum diberi nama Kebumen, masih bernaman panjer. Yang penting perlu dicatat bahwa daerah ini merupakan tonggak patriotic dalam melawan Belanda sejak jaman Sultan Agung.
Ketika panjer dijadikan Kabupaten dengan Bupatinya Ki Suwarno (dari Mataram), Ki Bodronolo diangkat jadi Ki Gede di panjer Lembah (panjer Roma) dengan gelar Ki Gede panjer Roma I.
Sedangkan anaknya yaitu Ki Kertosuto bertugas sebagai Demang panjer Gunung. Adiknya yang bernama Ki Hastisuto membantu Ayahnya di panjer Roma.
Pengangkatan Ki Bodronolo jadi Ki Gede panjer Roma karena atas jasanya menangkal serangan Belanda yang akan mendarat di Pantai Petanahan. Ki Kertosuto diangkat jadi patihnya Bupati Suwarno dan dikawinkan iparnya, kemudian punya anak Ki Kertodipo.
Ki Gede panjer Roma menyerahkan jabatannya pada anaknya Ki Hastrosuto dan kemudian bergelar Ki Gede panjer Roma II.
Tokoh ini yang kemudian berjasa memberi tanah kepada Kyai Pangeran Bumidirjo. Tanah itu letaknya di Utara kelokan sungai Luk Ulo dan kemudian dijadikan pondok / padepokan yang sangat terkenal. Untuk menyamarkan namanya Kyai Bumidirjo memakai nama Kyai Bumi atau Ki Bumi. Maka tanah padepokan yang luas dan besar itu dikenal orang sebagai Ke0Bumi-an (tempat Kyai Bumi) dari Kebumian kemudian dikenal sebut Kebumen
Sedangkan anaknya yaitu Ki Kertosuto bertugas sebagai Demang panjer Gunung. Adiknya yang bernama Ki Hastisuto membantu Ayahnya di panjer Roma.
Pengangkatan Ki Bodronolo jadi Ki Gede panjer Roma karena atas jasanya menangkal serangan Belanda yang akan mendarat di Pantai Petanahan. Ki Kertosuto diangkat jadi patihnya Bupati Suwarno dan dikawinkan iparnya, kemudian punya anak Ki Kertodipo.
Ki Gede panjer Roma menyerahkan jabatannya pada anaknya Ki Hastrosuto dan kemudian bergelar Ki Gede panjer Roma II.
Tokoh ini yang kemudian berjasa memberi tanah kepada Kyai Pangeran Bumidirjo. Tanah itu letaknya di Utara kelokan sungai Luk Ulo dan kemudian dijadikan pondok / padepokan yang sangat terkenal. Untuk menyamarkan namanya Kyai Bumidirjo memakai nama Kyai Bumi atau Ki Bumi. Maka tanah padepokan yang luas dan besar itu dikenal orang sebagai Ke0Bumi-an (tempat Kyai Bumi) dari Kebumian kemudian dikenal sebut Kebumen